Selasa, 21 Juni 2011

Bahaya Hasad,Iri,dan Dengki


Rasulullah Saw bersabda Hasad, iri, &, dengki akan mengerogoti dan memakan segala kebaikan sebagai mana api membakar kayu api yang kering”. Jika seseorang melakukan amal kebaikan (shalat, puasa, infak dsb) ia sedang berada dalam wadah kebaikan yang akan mendapatkan pahala dari Allah Swt sebagai imbalanya. Namun, ada satu jenis penyakit yang sangat membahayakan sekali terhadap eksistensi/nilai amal maupun yang punya amal, dialah penyakit Hasad, iri dan dengki. Seperti yang
di sabdakan Rasulullah Saw di atas, sehingga amal ibadah yang kita lakukan akan menjadi sia-sia belaka “Minyak Abis samba indak lamak” begitu kata orang MinangKabau mengibaratkanya.

"Di antara bencana yang membinasakan lagi, ialah : sifat hasad dan dengki terhadap kaum Muslimin, suka melihat seseorang mendapat kesusahan, memendam permusuhan, dengki, busuk hati terhadap orang lain, tidak mempunyai perasaan rahmat dan belas-kasihan serta suka menyangka buruk terhadap orang lain; semua sifat-sifat ini adalah termasuk bencana yang membinasakan.

Adapun sifat hasad dan dengki itu, maka memadailah gambaran cela dan buruk nya, bahwasa nya ALLAH تعالى telah Memerintahkan RasulNYA صلى الله عليه وسلم supaya senantiasa Berlindung diri daripada bencana orang yang mendengki, dan Berlindung diri daripada bencana syaitan.

ALLAH تعالى telah Berfirman :
"Dan dari bencana pendengki, apabila ia mendengki." - Suratul Falaq ayat 5

Sabda RasuluLlah صلى الله عليه وسلم :
"Awas diri kamu dari sifat dengki, kerna sesungguh nya dengki itu memakan kebajikan, sebagaimana api membakar kayu api.

Sabda nya صلى الله عليه وسلم lagi :
"Tidak akan berkumpul di dalam batin seseorang hamba itu, iman dan dengki."

Hadiths ini amat berat kesan nya pada diri seorang Mu`min. Sabda صلى الله عليه وسلم lagi :
"Jangan kamu dengki-mendengki, jangan benci-membenci, dan jangan musuh-memusuhi."

Arti hasad atau dengki, ialah apabila seseorang itu merasa sempit dan serba salah di dada dan hati nya, sambil kurang senang terhadap ni`mat yang Dikurniakan ALLAH kepada salah seorang hambaNYA, sama ada di dalam urusan agama mahupun urusan dunia. Sebalik nya, ia mengharap-harapkan agar ni`mat itu terhapus dari orang itu, dan kalau boleh biarlah dia sahja yang mendapat ni`mat itu, meskipun hal itu mustahil akan berlaku. Itulah kemuncak nya keburukan hasad dan dengki. Barangsiapa mendapati di dalam diri nya ada sesuatu dari sifat hasad terhadap seseorang dari kaum Muslimin, maka hendaklah ia membenci serta menyembunyikan nya di dalam batin nya. Jangan sampai ia melahirkan nya kepada orang lain, sama ada dengan ucapan mahupun dengan kelakuan. Moga-moga ia akan terselamat dari bencana sifat hasad itu, kira nya ia mengikut nasihat ini.

Di dalam sebuah hadiths tersebut :
"Tiga perkara tiada seorang pun yang boleh terlepas daripada nya, iaitu : Hasad, sangkaan buruk dan memandang celaka terhadap sesuatu. Mahukah kamu saya tunjukkan jalan keluar daripada nya? Jika anda mendengki, jangan melampui batas. Jika anda menyangka buruk, jangan anda benarkan. Dan jika anda merasa celaka, hendaklah anda teruskan."

Yakni, jangan anda batalkan perkara yang anda mencita-citakan itu kerna semata-mata menganggap nya celaka. Tugas seorang pendengki, hendaklah melawan perasaan hati nya yang diselaputi oleh sifat hasad itu, dengan memuji-muji orang yang didengki nya itu, berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memuliakan nya atau membantu nya. Kalau ia boleh lakukan demikian, itu memanglah lebih baik, kerna ia merupakan penawar yang paling mujarrab untuk menghapuskan perasaan dengki di hati, atau mengurangkan nya.

Adapun perasaan irihati pula, maka itu tiadalah salah. Tidak menjadi salah, jika anda mencita-citakan sesuatu ni`mat yang sama, yang kini ALLAH تعالى sedang Menganugerahkannya kepada saudaramu. Lebih-lebih lagi, jika ni`mat itu ada kaitan nya dengan urusan Agama, seperti `ilmu pengetahuan, amal ibadat, maka irihati serupa itu malah dikira terpuji. Tetapi jika ni`mat itu berkaitan dengan urusan dunia, seperti banyak harta dan mempunyai kedudukan dan pangkat, maka irihati terhadap yang demikian menjadi harus dan mubah.

Adapun mencita-citakan kecelakaan terhadap seseorang Muslim, ataupun menyimpan perasaan penipuan, permusuhan atau dengki, maka larangan keras terhadap nya memadai dengan sabda-sabda Nabi صلى الله عليه وسلم berikut :

"Tiada sempurna iman seseorang kamu, sehingga ia mencintai saudara nya sebagaimana ia mencintai diri sendiri."

"Barangsiapa yang menipu kaum Muslimin, maka ia bukanlah dari golongan mereka."

"Kira nya anda boleh berpagi dan berpetang, sedang hati anda tiada menyimpan perasaan tipu dan khianat kepada seseorang, maka hendaklah anda kekalkan perilaku itu, kerna yang demikian itu adalah dari sunnahku (perjalananku).""
- Dari kitab "Nasihat Agama Dan Wasiat Iman" karangan al-Imam al-Qutub al-Habib `AbduLlah ibn `Alawi al-Haddad dengan terjemahan oleh al-Habib Ahmad ibn Muhammad Semait رضي الله تعالى عنهم

"Aku memohon Keampunan ALLAH yang Maha Agung, yang tiada Tuhan melainkanNYA, yang Maha Hidup dan Maha Pengatur, Maha Mengampuni dosa-dosa, Maha Agung dan Mulia, dan aku bertaubat kepadaNYA dari segala kemaksiatan dan dosa-dosa dan dari dosa yang aku lakukan dengan sengaja atau tidak, zahir dan batin, ucapan dan perbuatan, dalam semua gerakkan dan diam, angan-angan dan hembusan nafasku semua nya secara terus-menerus, selama nya dan sampai bila-bila pun. Dan dosa yang aku ketahui, dan yang tidak aku ketahui, dengan hitungan yang tercakup dalam `Ilmu ALLAH dan terhimpun dalam buku catatan amal, terguris oleh pena, dengan hitungan apa pun yang telah wujudkan oleh Qudrat dan `Iradat ALLAH, dan dengan hitungan tinta yang dibuat menulis Kalimat-Kalimat ALLAH, sebagaimana layak nya Keagungan Dzat Tuhanku, Keelokan dan KesempurnaanNYA. Dan sebagaimana yang Dicintai oleh Tuhanku dan DiredhaiNYA."

Orang pintar bilang, hidup ini adalah perjuangan, perjuangan butuh pengorbanan baik dalam ujud materi, tenaga maupun pikiran. Begitu juga dalam mengarungi lautan kehidupan ini, hidup dalam bermasyarakat apalagi di zaman sekarang (moderen), baik dalam berelasi, berkongsi, berserikat dsb kecendrungan untuk selalu menjadi yang terdepan dalam meraih hasil yang terbanyak sangatlah tinggi ( baca: persaingan). Jikalau diri sampai lepas kontrol dalam meyingkapinya jelas kegagalanlah yang akan menghampiri kita, yang berimbas pada kegalauan pikiran dan kegoncangan jiwa, yang di iringi dengan munculnya berbagai macam penyakit seperti stres, depresi, tekanan jiwa, sampai pada penyakit hati yang sangat berbahaya seperti lahirnya sifat hasad, iri dan dengki.

Jelas sangat tidak rasional sekali pergi ketempat-tempat yang dianggap keramat meminta dan memohon padanya supaya orang lain yang sukses karena memang hasil jerih payahnya sendiri, agar menjadi hancur dan gagal. Sangat ironi sekali sebagai umat islam yang mengaku beriman dan selalu bersyukur masuk rumah sakit hanya gara-gara mendengar/di perdengarkan tetangga kita membeli televisi, kulkas, rumah baru, mobil baru dsb. Namun, hal ini akan jauh dari kehidupan kita kalau tabiat dan sifat-sifat yang di larang agama, baik secara luas maupun sempit, baik secara umum maupun khusus, serta selalu mengutamakan sifat syukur nikmat, lapang dada, sabar, saling berbagi dsb. Apalagi hal ini bisa kita terapkan di bulan penuh ampunan yang beberapa bulan lagi akan datang ( Ramadhan), agar apa yang menjadi tujuan dari ibadah puasa tersebut (yaitu taqwa) dapat kita raih dengan kemenangan yang spektakuler menuju pada kefitrahan diri (Insya Allah). Jangan seperti yang Rasulullah Saw sabdakan ini “Banyak orang yang berpuasa tidak memperoleh apa-apa kecuali hanya sekedar lapar dan dahaga “. hal inilah yang sangat beliau takutkan menimpa umatnya hanya gara-gara memendam sifat hasad, iri, dengki, suka memfitnah, bergunjing, mencela dsb yang berakibat buruk sekali terhadap amalan mereka serta sangat di larang sekali oleh ajaran agama islam.

Dengki pada hakekatnya berkorelasi dengan konstelasi pribadi seseorang yang berhubungan dengan usaha untuk memuaskan diri sendiri, senang melihat orang lain di timpa kesusahan dan susah melihat orang lain mendapat nikmat. Pada dasarnya pendengki akhlaknya sangat buruk sekali, pikiranya kotor serta selalu mencari kesalahan orang lain dengan berbagai macam cara. Namun sejahat-jahat sifat hasad, iri, dengki adalah ulama yang memiliki sifat ini, karena ia akan memakai dalil-dalil dalam Al Quran dan Sunah Saw untuk melancarkan sifatnya tersebut. Namun, sejauh mana seseorang dalam eksistensinya telah mencapai apa yang di inginkanya. Jika seseorang telah mencapai keadaan itu, ia tak mudah memperoleh rangsangan yang mudah membangkitkan dan untuk memperoleh keinginan dari luar, atau ingin memiliki sesuatu yang di miliki orang lain. Eksistensi pribadi yang rapuh&goyah menyebabkan mudah timbulnya berbagai keinginan untuk menyamai, melebihi, atau bahkan menguasai orang lain dengan maksud menentramkan dan memakmurkan dirinya sendiri yang biasanya berhubungan dengan sistim kebutuhan/materi maupun dalam hal pangkat dan jabatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Audio da'wah